Sejujurnya, saya nggak suka ikutan antri beli takjil yang sekarang berubah nama jadi war takjil itu. Tapi, demi sebuah challenge, akhirnya beberapa hari lalu, saya jadi ikutan berdesak-desakan membeli takjil yang diinginkan.
Saya dan anak-anak berangkat selepas Ashar, dan menemukan bazar takjil ramadan di jalanan dekat tempat tinggal kami sekitar pukul 4 sore.
Namun berbeda dengan yang viral di media sosial, di bazar yang kami datangi, masih banyak macam jenis camilan takjil yang bisa kita pilih.
Suasana juga masih terkontrol, meskipun memang ramai banget, karena lokasinya ada di sepanjang jalan kampung, di mana motor pun masih tetap bisa lewat dan berhenti untuk membeli takjil yang diinginkan.
Beberapa hari kemudian, saya dan anak-anak kembali ke tempat tersebut di pukul 5 sore, dan iya benar. Kebanyakan takjil yang dijual sudah merupakan sisa-sisa yang belum laku karena kurang diminati.
Selengkapnya baca di blog reyneraea.com tentang Takjil Ramadan