Barter adalah suatu sistem transaksi di mana barang atau jasa ditukar dengan barang atau jasa lainnya tanpa menggunakan uang sebagai perantara.
Meskipun sistem barter telah menjadi bagian integral dalam sejarah manusia, ada beberapa alasan mengapa sistem barter tidak lagi berlaku secara luas untuk transaksi di abad modern. Penasaran kenapa? Yuk simak penjelasannya di bawah ini!
Dalam era ekonomi modern yang kompleks, kebutuhan akan berbagai jenis barang dan jasa semakin beragam. Sistem barter mempersulit proses perdagangan karena sulit untuk menemukan pasangan orang yang saling membutuhkan suatu barang atau jasa tertentu.
Misalnya, Ana adalah produsen kerajinan tangan yang memproduksi barang-barang seperti mangkuk dan gelas keramik. Suatu hari, Ana membutuhkan jasa perbaikan atap. Pastinya sulit untuk mencari penyedia jasa perbaikan atap yang kebetulan bersedia dibayar dengan kerajinan tangan, bukan?
Contoh lainnya adalah seorang petani lobak yang membutuhkan kayu untuk memperbaiki pagar rumahnya. Bayangkan bagaimana sulitnya menemukan penyedia kayu yang bersedia dibayar dengan beberapa kilo lobak. Pasti persentasenya kecil untuk mendapatkan pasangan orang yang kebetulan saling membutuhkan.
Dalam sistem barter, menentukan nilai tukar pada barang dan jasa bisa menjadi rumit. Setiap barang dan jasa memiliki nilai yang relatif tergantung pada kebutuhan dan preferensi individu.
Tanpa adanya standar nilai universal, menentukan proporsi yang adil dalam pertukaran akan sulit. Hal ini dapat menyebabkan ketidaksetaraan dan ketidakadilan dalam transaksi. Jika seorang petani sayur ingin membeli sepeda motor, bagaimana menentukan kuantitas sayur yang setara dengan 1 unit sepeda motor?
Sistem barter tidak efisien untuk transaksi dalam skala besar. Sistem barter menjadi tidak efisien untuk transaksi dalam skala besar karena memerlukan waktu, usaha, dan koordinasi yang besar untuk mencapai kesepakatan dengan banyak pihak.
Untuk transaksi skala kecil saja biasanya orang cenderung melakukan negosiasi, apalagi transaksi skala besar. Negosiasi akan menjadi lebih rumit karena tidak ada standar nilai tukar yang universal.
10 kg apel mungkin senilai dengan 1 kg semangka di Banten, tetapi mungkin hanya bernilai 0,25 kg semangka jika di Jakarta.
Kita akan sulit mengekspansi bisnis karena ketiadaan standar nilai tukar yang universal atau berlaku di seluruh daerah.
Baca kelanjutannya: https://www.literacyliterally.com/2023/08/5-alasan-mengapa-sistem-barter-tidak.html