9 Tips Membangun Internal Link yang Efektif Untuk SEO — Dalam SEO, saat mendengat kata “link building” maka yang pertama kali terlintas di benak kita adalah eksternal link atau backlink.
Hal ini wajar, karena backlink memang merupakan salah satu faktor penting bagi mesin pencari untuk menilai peringkat suatu konten di hasil mesin pencarian.
Tapi jangan lupakan jenis link lain, yang juga tidak kalah pentingnya dalam membangun link building, yaitu internal link.
Sayangnya, meski sederhana dan berperan penting bagi SEO, masih banyak yang gagal dalam memanfaatkan internal link.
Jadi, bagaimana cara membangun internal link yang benar dan efektif untuk SEO?
Internal Link adalah link yang terdapat pada suatu halaman atau konten yang mengarah ke halaman lain di website yang sama.
Link jenis ini bisa digunakan sebagai panduan bagi pengunjung untuk bisa mengunjungi berbagai halaman atau konten lain di website yang kamu miliki.
Contoh internal link bisa dilihat dari postingan saya tentang strategi mendapatkan backlink berkualitas, pada artikel tersebut saya menyebutkan salah satu strateginya adalah dengan melakukan guest posting.
Namun, alih-alih menjelaskannya panjang lebar, saya memasang link artikel tentang guest posting yang pernah saya post sebelumnya.
Tujuannya, agar pembahasan di artikel tersebut tetap fokus ke topik utama, tidak melebar ke mana-mana.
Kalau pun pembaca ingin mengetahui lebih detail, mereka bisa mengklik link tersebut.
Google atau mesin pencari lainnya akan melakukan crawling atau perayapan setiap artikel atau konten yang mereka temukan.
Setiap menemukan link, baik internal maupun eksternal link, akan memberikan sinyal kepada Google bahwa artikel yang kamu buat memiliki nilai.
Terutama jika kedua jenis link tersebut mengandung kata kunci tertentu—yang banyak dicari user dan isi kontennya berkaitan satu sama lain, tentu akan mendapatkan nilai yang tinggi dari Google.
Nah, saat ada user yang mencari kata kunci tertentu, maka Google akan dengan mudah memunculkan website yang paling sesuai berdasarkan hasil penilaian tadi.
Internal link juga membantu Google untuk lebih memahami struktur website secara keseluruhan.
Kalau Google sudah paham, akan lebih mudah menempati peringkat atas hasil pencarian, bukan?
Selain itu, internal link dapat membantu pembaca untuk menemukan artikel lain yang relevan, sehingga mereka otomatis akan lebih lama berada di website kita untuk membaca artikel-artikel lain.
Ini juga merupakan sinyal yang bagus untuk Google, karena artinya pengunjung puas dengan artikel konten yang kita buat.
Untuk mendapatkan manfaat SEO yang bagus dari penggunaan internal link, tentu ada tips-tipsnya. Apa saja?
Dalam membangun internal link, hal pertama yang perlu kamu lakukan adalah dengan memperbanyak konten yang berkualitas.
Kalau tidak ada konten, bagaimana mau menambahkan internal link kan?
Semakin banyak konten artikel yang kamu buat, maka semakin banyak juga konten yang bisa kamu tautkan satu sama lain dengan internal link.
Tapi bukan berarti bisa asal membuat konten sebanyak-banyaknya. Kamu juga harus memastikan konten yang akan kamu buat internal link merupakan konten yang saling berhubungan.
Misal kamu membuat artikel tentang tips merawat kulit, maka tambahkan internal link ke artikel tentang rekomendasi skincare, bukan ke artikel tentang cara merawat sepatu agar awet.
Sebaiknya buat perencanaan sebelum membuat konten. Jadi saat akan membuat konten tentang satu topik, siapkan juga konten pendukung lainnya yang relevan untuk bisa kamu pasangkan internal link nantinya.
Seperti yang telah disebutkan pada poin sebelumnya, bahwa sangat penting untuk menambahkan internal link ke halaman konten lain yang berhubungan atau relevan.
Tujuannya, agar pengunjung yang sedang membaca artikel dan ingin mendapatkan informasi yang lebih detail, mereka bisa mengklik internal link yang kita pasang pada artikel.
Hal ini tentu akan memuaskan pengunjung karena mereka akan mendapatkan informasi lain yang relevan, yang juga mereka butuhkan.
Di sisi lain, secara SEO, Google akan menangkap sinyal bahwa konten yang kita miliki berkualitas dan memuaskan pengunjung.
Terbukti dengan betahnya mereka berlama-lama berada di halaman website kita dengan membaca konten-konten lain yang saling berhubungan.
Google juga akan menilai bahwa internal link yang kita pasang memiliki nilai yang bagus karena telah menghasilkan tingkat engagement yang tinggi terhadap pengunjung.
Kamu punya halaman yang ingin dioptimasi agar bisa menempati peringkat atas Google?
Kalau iya, internal link bisa membantumu mencapainya.
Pasalnya, mesin pencari akan menggunakan tautan internal untuk memutuskan halaman mana yang paling penting dan harus ditampilkan dalam hasil pencarian mereka.
Cara yang bisa kamu lakukan adalah dengan menautkan internal link dari beberapa halaman yang ada pada websitemu ke halaman penting yang ingin kamu optimasi.
Dengan begitu kamu akan menghasilkan struktur situs yang dapat memudahkan bot mesin pencari untuk melakukan navigasi dan menemukan halaman mana yang paling penting.
Search Engine Journal menyebutkan bahwa semakin banyak tautan internal yang kamu arahkan ke suatu halaman, bot mesin pencari akan menilai halaman tersebut penting dan berharga di hasil mesin pencarian.
Tapi ingat, jangan lupakan faktor relevansi antarhalaman atau konten yang ditautkan ya!
Anchor text adalah teks yang bisa diklik untuk menuju ke halaman lainnya. Anchor text ditandai dengan warna yang berbeda dari teks lainnya yang ada pada artikel.
Dalam membangun internal link, jangan lupa untuk memasukkan kata kunci yang ditargetkan ke dalam anchor text yang digunakan guna memudahkan Google dan pembaca untuk memahami isi dari halaman tersebut.
Sebaiknya hindari anchor text dengan teks “klik di sini”, “baca selangkapnya”, atau teks ambigu lainnya.
Meskipun sebelumnya, saya menyarankan untuk menggunakan kata kunci pada anchor text, namun bukan berarti penggunaan kata kunci yang sama persis dapat diulang-ulang di halaman lainnya.
Lagipula, pengunaan kata kunci yang diulang dapat dianggap spam oleh Google, karena dianggap mencurangi algoritma Google untuk mengejar kata kunci tertentu.
Maka, gunakanlah anchor text yang lebih bervariasi agar terlihat lebih natural.
Caranya, kamu bisa menggunakan kata kunci turunan, kalimat sinonim, atau pun kalimat deskripsi lain yang dapat menjelaskan inti dari halaman yang dituju.
Kamu tentu pernah membaca sebuah artikel yang mana setiap ada teks tertentu pasti berupa anchor text.
Contohnya pada artikel berikut yang saya tulis di salah satu forum kepenulisan.
Bisa dilihat pada kata “gambar”, “artikel”, dan “blogger” dijadikan anchor text sebagai internal link.
Saya penulis artikelnya, tapi bukan saya yang setting kata-kata tersebut menjadi anchor text.
Bisa dipastikan anchor text tersebut diset otomatis menjadi internal link oleh website tersebut.
Meski terkesan mudah, sayangnya pemasangan internal link secara otomatis dengan menggunakan tool tersebut tidak disarankan.
Karena, bagaimana pun tool tidak bisa melakukan internal link building dengan cermat.
Sedangkan, jika dilakukan secara manual oleh kita sendiri, maka kita bisa memilih dengan tepat halaman mana yang perlu dipasang internal link, anchor text apa yang akan dipakai, dan hal spesifik lainnya.
Meski internal link sangat penting, namun bukan berarti boleh dilakukan secara berlebihan.
Sebenarnya tidak ada patokan pasti berapa jumlah maksimal internal link dalam satu konten. Semuanya kembali kepada kebutuhan masing-masing.
Bila kamu merasa perlu menambahkan internal link ke halaman yang relevan—agar pembaca dapat memperoleh informasi yang dimaksud secara lebih detail, maka lakukanlah.
Yang penting pastikan internal link dilakukan sewajarnya, tidak asal-asal dan berlebihan, agar tidak terkesan spamming.
Link dofollow adalah jenis link yang mengisyaratkan Google untuk mengikuti (follow) link tersebut, sehingga akan berdampak bagus bagi tujuan SEO.
Internal link dari awal memang sudah seharusnya bersifat dofollow, namun tidak menutup kemungkinan ada beberapa orang yang justru mensetting-nya menjadi dofollow karena ketidaktahuan atau terjadi kesalahan saat melakukan plugin.
Untuk itu, pastikan internal link yang kamu miliki berjenis dofollow agar dapat diakui dan dinilai oleh Google.
Cara yang bisa kamu lakukan untuk melakukan pengecekan adalah sebagai berikut:
Atau jika tampilannya berbeda, kamu bisa mengklik icon ( ⋮ ) di bagian atas block kemudian pilih ‘Edit as HTML’.
Kemudian, kamu dapat melihat kode HTML yang ada pada internal link tersebut. Kode HTML saya dengan anchor text “membangun link building” tersebut adalah sebagai berikut:
<a href="https://www.matchadreamy.com/link-building/">membangun link building</a>
Maka dapat dipastikan bahwa internal link saya berjenis dofollow, karena tidak terdapat rel nofollow di dalamnya.
Namun, lain halnya jika kode HTML internal link saya seperti di bawah ini.
<a href=”https://www.matchadreamy.com/” rel=”nofollow”>membangun link building</a>
Maka berarti link tersebut bersifat nofollow, dan tidak bagus untuk tujuan SEO.
Jika ternyata internal link milikmu adalah link nofollow, kamu dapat mengubahnya secara manual dengan menghapus teks rel=”nofollow”.
Terakhir, periksalah internal link yang sudah kamu buat selama jangka waktu tertentu, misal setiap 6 bulan, untuk mengetahui performa dari internal link yang sudah kamu buat.
Hal lain yang dapat kamu lakukan dalam audit internal link adalah sebagai berikut:
Well, sebenarnya tidak ada jawaban pasti, karena pada dasarnya setiap orang memiliki preferensi yang berbeda saat mereka sedang membaca suatu artikel.
Ada pengunjung yang lebih suka jika mengklik internal link akan tetap berada di tab yang sama, tidak otomatis terbuka tab baru. Tapi ada juga yang sebaliknya.
Jadi harus bagaimana?
Dari forum diskusi di Moz.com, dapat disimpulkan bahwa sebaiknya internal link tidak disetting menjadi “Open in New Tab”.
Alasannya, selama link tersebut mengarah ke artikel di website yang sama, memang seharusnya tidak ada alasan untuk membuka tab baru.
Tetap berada di tab yang sama dianggap sebagai sesuatu yang diharapkan oleh kebanyakan pengunjung website.
Lagipula, mereka tetap memiliki pilihan untuk membuka link di tab baru jika mereka mau.
Jadi sebaiknya kolom ini jangan diceklis ya!
Sebaliknya, jika ada link yang mengarah keluar ke website lain (eksternal link), maka sebaiknya disetting “Open in New Tab”, agar pengunjung jangan sampai meninggalkan halaman website kita.
Nah, cara membuat internal link yang benar memang tidak sesederhana yang kita kira kan?
Tips membangun internal link yang efektif ini memang tidak boleh diabaikan demi mencapai hasil SEO yang maksimal.
Mengoptimalkan internal link akan membantu situsmu dalam hal navigasi, hierarki konten yang lebih jelas, dan meningkatkan potenci konten untuk berada di peringkat atas hasil pencarian Google.
Diantara ke-9 tips di atas, kamu sudah praktekkan yang mana saja nih?