Ia mengambil tas yang ku bawa dan menyerahkannya padaku “Ah iya, tadi aku membuka ponselmu untuk menghubungi keluargamu. Nanti mereka akan datang”
“Sekali lagi terima kasih”. Aku tidak tahu harus menjawab apalagi selain rasa terima kasih.
“Dan, mmm. Aku membuka kontakmu, mencari apakah nomorku masih disimpan”
Aku langsung memelototinya, mendengar ucapan bodohnya.
“Ternyata sudah tidak disimpan. Tapi saat aku buka whatsappmu dan aku melihat arsipmu. Kau sama sekali belum menghapus percakapan kita yang terakhir, bahkan saat kita masih pacaran dulu”. Ucapnya dengan gaya khasnya yang ku benci.
“Ishhh, Apaan sih?”
“Aku juga berfikir kalau kau sudah punya kekasih baru. Tapi ternyata belum”.
Aku lebih memilih untuk menghabiskan pisangku dan pura-pura tidak mendengar ocehannya.
“Kau masih mencintaiku?”
“TIDAK!”
“Lalu apa alasanmu?”
“Bagaimanapun kita pernah bersama. Hanya itu”