Belakangan ini sering banget lihat postingan yang terelasi dengan kata single. Buat gw, gw setuju dengan frase tersebut. Coba dilihat lagi sisi positif dari menjadi atau masih single. Pasti banyak banget, dan entah kenapa being single in certain age bring us many streotype and judgement.
Sering banget denger “kepanikan” menjadi seorang yang masih sendiri di usia tertentu, khususnya di Indonesia. Sepertinya jika di umur pertengan 20an belum punya pasangan menjadi lampu kuning, dan kalau di akhir 20an menjelang 30an masih terlihat belum punya pasangan atau belum menikah adalah lampu merah, akhir segalanya. Sekarang gw di usia 30, tahun ini 31, dan masih single, banyak streotype dan judgment terhadap pilihan gw. Iya, menjadi single sampai saat ini adalah pilihan gw.
Menikah bukan lah akhir, itu babak baru di kehidupan yang tidak lebih mudah dari tugas kuliah dan skripsi kamu! Menikah juga bukan perlombaan, itu hanya babak baru. Jangan jadikan menikah sebagai goal, atau pengen cepet menikah hanya karena diburu-buru orang lain.” Banyak kok yang sudah menikah bilang ke gw untuk menikmati masa-masa single gw ini, travel yang jauh, dan mereka kangen juga buat jadi single (yang mana tidak bisa mereka lakukan), dan bilang kalau bisa dulu mereka pengen single sedikit lebih lama. So, not the things you see is right, you never know. Like Blackpink said in their songs, “you never know ’cause you never walk on their shoes”.