Aku keluar kamar dengan mata sembab, berjalan menunduk tanpa berani melihat wajah orang-orang yang berlalu lalang di dalam rumah. Khususnya wajah ibu. Meski aku tahu sejak tadi ibu memperhatikanku.
Aku berusaha keras untuk tidak menumpahkan air mata di depan ibu. Seharusnya dari kelopak mataku yang bengkak ibu sudah tahu jika aku menangis semalaman. Kepalaku berat dan mataku seakan susah dibuka.
Tapi ibu tidak bertanya apapun. Ibu tahu kalau seminggu belakangan aku sering menangis tapi aku belum cerita apapun kepada beliau. Aku belum siap menumpahkan air mata saat bercerita padanya. Lagipula, aku harus menuntaskan dulu masalahku. Masalah hati.