Indonesia merupakan salah satu negara paru-paru dunia. Menurut data World Resources Institute (WRI), sebagian besar hutan tropis di dunia terdapat di Indonesia. Bedasarkan luasnya, Indonesia menempati urutan ketiga di dunia, setelah negara Brasil dan Republik Demokrasi kongo. Mengutip data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia (KLHK), luas hutan Indonesia mencapai 91,4 juta hektare atau setengah dari total daratan pada 2019. Itu merupakan hal yang sangat patut dibanggakan, karena Sebagian oksigen di dunia dihasilkan dari negeri kita.
Namun saat ini kondisi hutan kita begitu memprihatinkan. Deforestasi hutan yang telah merajalela di negeri kita, mengakibatkan pohon-pohon semakin berkurang. Bedasarkan data dari Global Forest Watch, Indonesia telah kehilangan 10 juta hektare selama dua dekade terakhir. Negeri kita bahkan menempati posisi kedua, setelah Brasil dalam tingkat keparahan deforestasi sepanjang tahun 2000-2020.
Deforestasi hutan disebabkan oleh kebakaran hutan, industri penebangan hutan liar, perluasan lahan sawit yang tidak terkendali, eksplorasi lahan pertambangan dan pembangunan pemukiman di kawasan hutan yang menyebabkan berkurangnya hutan primer. Namun yang Hal ini mengakibatkan masalah serius yang merugikan kita dan makhluk hidup lainnya. Masalah ini bisa mengakibatkan dampak pada kepunahan flora dan fauna, bencana alam seperti banjir dan longsor. Dampak lainnya, yaitu pemanasan global dan perubahan iklim yang mengakibatkan meningkatnya peristiwa efek rumah kaca. Indonesia masuk ke 10 negara yang menyumbang emisi gas rumah kaca terbanyak di dunia. Tercatat Indonesia menyumbang sekitar 2% emisi . Dan bayangkan saja apa yang akan terjadi.
Indonesia telah mengambil solusi dalam menurunkan laju deforestasi, sebagai cara untuk mengatasi pemanasan global dan perubahan iklim. Salah satu upaya nya dalam menurunkan laju deforestasi, adalah melalui pelembagaan moratorium pembukaan hutan primer, restorasi fungsi ekosistem hutan, serta pengelolaan hutan secara berkelanjutan. Dalam uptaded Nationally Determined Contribuon (NDC), Indonesia telah berkomitmen untuk menurunkan sendiri 29% gas rumah kaca, dan 41% dengan bantuan nasional pada 2030. Hal ini ditetapkan setelah meratifikasi perjanjian Paris lewat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2016 tentang Pengesahan Paris.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menurunkan laju deforestasi, seperti: melakukan reboisasi pada lahan yang terdegradasi, mencari alternatif untuk membuka lahan pertanian dan perkebunan, serta melakukan pengelolaan lahan secara bertanggung jawab. Pengelola Kawasan hutan harus memiliki sertifikasi PHPL (Pengelolaan Hutan Produksi Lestari). Sertifikat ini bertujuan untuk menjamin bahwa pengelola hutan sudah memberikan jaminan terhadap kelestarian hutan. Kita juga bisa mencegah deforestasi dalam hal yang sederhana, yaitu mengurangi penggunaan kertas. Dengan mengurangi penggunaan kertas, maka semakin berkurang pohon yang akan ditebang. Menanam pohon di depan rumah, atau di kawasan hutan yang telah gundul juga salah satu cara untuk ikut melestarikan hutan di Indonesia. Upaya ini dilakukan untuk mengganti pohon yang telah ditebang.
Jika kalian punya waktu luang, yuk dengarkan lagu “Dengar Alam Bernyanyi” di youtube melalui tautan berikut: https://youtu.be/IGC3qJhmCqE. Dengarkan, lalu resapi makna di setiap lirik tersebut, maka kalian akan tersadar betapa pentingnya menjaga hutan untuk kelangsungan hidup kita. Semakin kamu sering mendengarkan lagu tersebut, maka akan semakin banyak royalti yang akan didonasikan untuk konversi hutan di Kalimantan.
Kita sebagai anak muda, sudah saatnya untuk menjaga hutan dari sekarang dengan hal-hal kecil, untuk menyelamatkan generasi yang akan datang. Jagalah hutan agar hutan menjaga kita. Bersama, kita membantu menyelamatkan paru-paru bumi!
