“Sudah jelas dikatakan bahwa yang disedekahkan bisa berupa harta apa saja. Artinya, bukan semata-mata materi atau uang. Harta yang kita sedekahkan bisa berupa tenaga, pikiran, dan waktu. Dengan demikian, orang di segala kalangan dapat melakukan sedekah sesuai dengan kesanggupannya” — Abu Marlo
Kalimat sekaligus kutipan tersebut adalah salah satu yang paling aku suka dari sekian ribu deretan aksara dalam buku Entreprenurship Hukum Langit, Sedekah Bukan Keajaiban.
Sebuah buku yang ditulis oleh Riza Abusofyan atau publik lebih mengenalnya dengan nama panggung Abu Marlo. Seorang pekerja misteri (magician) yang dulu cukup akrab bagi anak-anak kelahiran 90-an seperti kami. Termasuk aku.
Dalam buku ini, Abu Marlo mengajak para pembaca untuk mengenali siapa Rabb-Nya, siapa dirinya sebagai hamba Tuhan, dan bagaimana keajaiban-keajaiaban Illahi bekerja dalam tatanan dunia, terlebih pada manusia.
Sekilas membaca judulnya, aku sempat mengira jika penulis hendak menceritakan hubungan bisnis dan prinsip kewirausahaan menurut hukum Islam. Apalagi tertulis kata ‘Entrepreneurship’ pada sisi paling atas.