Kali ini pingin membahas tentang aturan keselamatan anak di rumah, atau disebut juga Child Safety . Tidak banyak yang tahu kalau sebelum tinggal di rumah, lima tahun yang lalu saya bekerja di bidang HSE alias Health, Safety and Environment Officer di suatu perusahaan.
Memang sih topik kesehatan dan keselamatan biasanya identik dengan tempat kerja/perusahaan/pabrik atau tempat umum, seperti Mall, rumah, atau fasilitas umum lainnya. Namun jarang yang sadar terhadap kesehatan dan keselamatan sendiri di rumah.
Padahal kalau kita kulik lebih dalam, rumah seharusnya menjadi tempat yang paling aman untuk anak. Jadi sudah seharusnya orang tua membuat kondisi rumah yang aman dan sehat untuk anak-anak. Sehingga mereka bisa beraktivitas dan bereksplorasi dengan maksimal.
Perlu kita ketahui bahwa kita berada pasti ada suatu bahaya. Bahaya didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat menyebabkan kerugian ( kerugian ) baik pada manusia, kerusakan material maupun pengaruh terhadap lingkungan.
Sedangkan risiko didefinisikan sebagai hasil atau akibat dari bahaya yang dihadapi oleh kita. Risiko pun ada nilainya yaitu risiko ringan, sedang dan berat. Jadi hasil paparan dari suatu bahaya berisiko yang berbeda-beda.
Contoh mudahnya, misalnya:
Risikopun bisa berupa risiko ringan seperti lecet, atau risiko sedang seperti luka berdarah, maupun risiko berat seperti cacat permanen atau kematian.
Mengapa kita perlu tahu ini?
Agar terhindar dari risiko, apakah kita harus menghilangkan sumber bahayanya? Hmmm, belum tentu.
Banyak dari orang tua yang ingin segalanya di sekitar anak aman, namun dengan menghilangkan bahaya. Apa bisa? nggak sepenuhnya bisa. Kita butuh listrik, pisau, dan segala hal yang mengandung bahaya.
Jika itu semua dihilangkan, maka kegiatan keseharian akan terganggu dan kita menjadi orang tua yang over-protective pada anak. Tentu itu nggak baik untuk perkembangan anak.
Bagaimana Solusinya?
Sebagai orang tua kita seharusnya mampu mengidentifikasi atau mengenali bahaya yang ada di rumah dan kemudian mengurangi tingkat risiko yang mungkin terjadi.
Contohnya jika dilihat dari kasus di atas adalah ajari anak skill memegang pisau, berikan insight tentang kelistrikan, setting rumah yang lebih ramah anak, dan berikan pengawasan sesuai usia.
Jadi tidak bisa pengawasan penuh , maka ciptakan juga kondisi yang aman di rumah. Bekali anak tentang aturan keselamatan anak di rumah, serta bekali dia dengan keterampilan tertentu .
selengkapnya di www.nurrahmahwidyawati.com