Tahun lalu adalah awal untuk menyukai hobi yang lama telah terkubur yaitu membaca buku. Karena aku merasa di tahun ini lebih banyak punya waktu luang untuk me time, yang biasanya hari kerjaku sampai 6 hari ini sekarang menjadi 5 hari. Alhamdulillah
Selain itu aku dipertemukan dengan orang-orang dengan hobi sama yang membangkitkan semangatku untuk membaca, mau ga mau aku kudu update juga. Sepertinya semesta menggerakkanku untuk membaca lagi. Ini dia review beberapa buku yang kubaca di tahun 2023. Maaf kalau telat buat review ini tapi aku harap masih bermanfaat
Buku yang sangat populer di kalangan pecinta buku dan sering direview oleh beberapa influencer seperti Felexandro Ruby, Maudy Ayunda dan Raymond Chin. Buku ini berisi tentang gimana harusnya berhubungan dengan uang. Mulai bahas dari perilaku, pola pikir, investasi sampai cara pengambilan keputusan yang tepat tentang uang
Penulis memberikan contoh disetiap kasus sehingga kita lebih mudah untuk memahami materi seperti kebiasaan buruk yang sering kita lakukan. Misalnya mengabaikan risiko, enggan menabung atau bahkan ngikutin tren investasi yang gak sesuai dengan tujuan kita. Tapi tenang saja penulis juga memberikan tips supaya hubungan kita dengan uang sehat. Beberapa poin yang aku highlight dari buku ini:
Mengerjakan apa yang kamu sukai dan kamu cintai tapi kamu tidak punya kendali atas waktumu = mengerjakan sesuatu yang kamu benci
Buku ini sangat informatif terdapat lebih banyak pelajaran tentang psikologi uang yang mengajarkan kita pentingnya arti dari kepuasan dan tau rasa cukup.
Membaca buku ini seolah olah dejavu sama kondisi Palestina sekarang, mustahil untuk tidak menangis. Tentang persahabatan, kekeluargaan, peperangan dan kondisi anak pengungsian. Banyak hal yang bisa didapatkan dari buku seperti nasihat orang tua ke anaknya dan pesan moral di setiap alur ceritanya.
Line paling terkenal dari novel ini “untukmu keseribu kalinya” yang menceritakan kesetiaan seorang teman Hassan terhadap Amir. Amir merupakan anak kaya dari keluarga terpandang sedangkan Hassan hanyalah anak dari seorang pembantu dan berasal dari suku Hazara (suku dengan strata rendah). Mereka dekat dari kecil dan sama-sama tumbuh tanpa kasih sayang ibu. Meskipun terdapat perbedaan status dan suku, mereka bahagia dengan kehadiran satu sama lain.
Konflik dalam hubungan Amir dan Hassan muncul ketika Amir merasa cemburu karena ayahnya terlihat lebih menyukai dan perhatian ke Hassan. Selain itu, sebuah tragedi memilukan menimpa Hassan, tetapi Amir memilih tutup mulut mengenai hal itu. Lebih parahnya, Amir juga menuduh Hassan mencuri yang akhirnya membuat Hassan terpaksa angkat kaki dari rumah mereka. Padahal selama hidupnya Hassan senantiasa mengabdi kepada keluarga Ammir. Tidak lama setelah kejadian itu terdapat peristiwa bersejarah seperti jatuhnya sistem monarki dan invasi Uni Soviet serta munculnya Taliban di Afganistan yang membuat keadaan semakin sulit bagi Amir untuk bertemu Hassan.
Buku ini penuh dengan tangisan air mata karena pembaca dibuat melihat sudut pandang korban konflik perang, bagaimana seseorang berusaha untuk menjauhi wilayak konflik, bertahan hidup dan trauma yang terus menghantui. Namun perlu digaris bawahi buku ini menceritakan kekerasan sehingga tidak bisa dibaca untuk semua kalangan umur
Novel ini diketahui sebagai buku rekomendasi oleh Namjoon BTS (penyuka oppa Koriya pasti tau lah ya~), menceritakan seseorang wanita bernama Nora Seed yang mengalami depresi dan penuh penyesalan. Suatu saat dia berpikiran untuk mengakhiri hidupnya eh tapi malah dia kebawa ke suatu perpustakaan malam dari alam yang berbeda.
Perjalanan dimulai ketika Nora bertemu dengan perpustakawan Mrs. Elm yang menyadarkan dia dan menawarkan dia sebuah perjalanan untuk hidup di masa lampau yang dia inginkan.
Pas awal membaca novel ini aku merasa agak stress karena secara tidak langsung masuk ke pikiran Nora yang berkeinginan untuk Bundir. Namun itu hanya sekilas, karena setelahnya alur novelnya benar benar ringan, manusiawi banget dan relate dengan kehidupan kita. Terutama perihal drama penyesalan.
Banyak penyesalan di hidup ini apalagi melihat kenyataan tidak sesuai dengan harapan. Entah itu mengenai pilihan hidup, mimpi, atau keputusan-keputusan besar atau kecil yang berujung pada penyesalan
Kita mungkin mengira kalau seandainya dulu aku melakukan itu pasti akan lebih baik, namun nyatanya? ga juga. Karena yang menurut kita baik belum tentu akhirnya yang terbaik. This novel hits me so hard, menyadari bahwa yang terbaik dan terpenting dalam hidup adalah menjalani masa kini dan berdamai dengan masa lalu. Mungkin kehidupan-kehidupan yang paling kelihatan sempurna atau yang paling layak dijalani pun akhirnya akan terasa sama. Selalu ada hal baik dan buruk berdatangan
Buku ini ditulis oleh Paul Kalanithi, seorang dokter bedah syaraf Amerika yang divonis menderita kanker stadium IV. Tujuan Paul Kalanithi menulis karena ingin menjadi orang yang bermanfaat sebelum kematiannya. Dia membagikan pengalamannya sebagai dokter, disisi lain juga pengalamanya sebagai seorang pasien pengidap kanker.
Kesan pertama saat membaca, saya mendapati buku ini masih jauh dari ekpektasi saya. Karena banyak istilah kedokteran yang orang awam tidak tau dan awal cerita yang agak membosankan. Padahal penulis menempuh jurusan sastra sebelum mengambil jurusan kedokteran yang seharusnya cerita dibingkai lebih menarik. Namun setelah saya membaca secara keseluruhan saya menyesal karena terus menggerutu tentang buku ini. Padahal kalau dibaca kelanjutannya buku ini menjadi sangat emosional. Apalagi melihat kenyataan bahwa penulis mengalami keterbatasan fisik dan kemampuan konsentrasinya menurun akibat penyakit kanker yang terus tumbuh di badannya. Tapi penulis berjuang melanjutkan buku sampai masa terakhir hidupnya. (kaum rebahan minggir dulu~)
Penulis mempelajari sastra karena sejak muda sudah terobsesi dengan beberapa sastrawan seperti Georgr Orwell, Albert Camus dan beberapa tokoh lain. Namun penulis tidak mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan besar dalam dirinya “what makes human life meaningful”. Paul mencoba mencari-cari jawaban hingga akhirnya Paul mempelajari ilmu kedokteran khususnya bidang syaraf. Sungguh menarik ketika dua ilmu pengetahuan yang berbeda bisa menuntun untuk menemukan arti kehidupan pada hubungan antar manusia.
Buku ini menarik untuk dibaca banyak pelajaran hidup yang diceritakan oleh Paul. Perjuangan Paul dari transisi kehidupan dokter yang disegani dengan karir yang sangat bagus namun berubah menjadi pasien yang memiliki pengobataan yang terbatas. Buku ini mengajarkan kepada saya agar menghargai hidup yang sudah diberikan Tuhan kepada kita.