Dialog otak dan hati kerap muncul dalam berbagai situasi. Kali ini gue mendokumentasikan dialog otak dan hati gue semalam.
LAPORAN OTAK
Menjelang tidur, otak gue kembali memainkan rekaman seluruh peristiwa hari itu. Seperti dalam posisi metakognisi, santai gue menonton rekaman itu. Kami melakukan recap evaluasi harian di otak karena gue ga lagi punya tenaga untuk journaling.
“I think we did well today, buddy,” kata gue pada diri gue sendiri. Hasil rekaman menunjukkan bahwa semuanya berjalan baik hari itu. Gue pun berterima kasih pada keseluruhan diri gue: tubuh, pikiran, dan perasaan gue. Tak lupa gue berterima kasih pada Tuhan yang bikin semuanya itu terjadi.
Lalu, bak punya sekretaris pribadi, otak gue kemudian mengingatkan jadwal kegiatan esok hari. “Wow, another busy day,” respon gue pada sekpri gue itu.
Tak lama kemudian pikiran gue yang lain menyapa, “Gila, tiap hari gue mengulang kegiatan ini terus. Sampai kapan gue akan melakukan hal ini? Legacy apa yang bisa gue tinggalkan dengan apa yang gue lakukan ini?”
DENGGG… mau tidur bukannya pikiran rileks malah muncul pertanyaan ‘Legacy apa yang bisa gue tinggalkan dengan apa yang gue lakukan ini?’
INTERNALISASI LAPORAN OTAK
I’m only human. I’m not immortal. So, I don’t plan to live forever.