Salah satu hal yang saya ingat dan ingin saya sampaikan dalam Review Creative Writing A.S. Laksana :
Menulis bukan sesuatu yang berbeda dari pekerjaan-pekerjaan lain. Ia memerlukan latihan dan kekeraskepalaan. Tanpa latihan, Anda hanya akan menjadi petinju yang selalu dipukul KO dalam setiap pertandingan. Tanpa latihan, Anda hanya akan menjadi penari yang gerakannya memalukan.
Tanpa latihan, Anda hanya akan menjadi penulis yang tak pintar membikin kalimat. Dan petinju yang selalu di-KO, itu bukan petinju, mungkin ia seorang tukang ledeng yang nekat bertinju. Penari yang gerakannya memalukan mungkin bukan penari; dan penulis yang tidak pintar membikin kalimat sudah pasti bukan penulis.
Makjleb banget ngga?
Selama ini kita selalu ingin tulisan yang ada di blog, media sosial, atau paltform kepenulisan lain bisa dibaca banyak orang, dinikmati, serta diapresiasi. Namun seringkali juga kita lupa, apakah kita termasuk penulis yang mampu membuat pembaca tertarik? Lalu ia mengabarkan pada teman-temannya bahwa ada tulisan menarik, lalu dengan sukarela ia membagikan tautan tulisan kita.
Bagi teman-teman yang ingin mengintip bagaimana Creative Writing A.S Laksana yang pernah direkomendasikan Raditya Dika dalam kelas menulis yang pernah saya ikuti kemarin, yuk simak sampai selesai artikel ini. Mudah-mudahan teman-teman bisa bertahan membacanya sampai akhir, lalu tentu saja dipraktikkan
Pada bab awal, Creative Writing A.S. Laksana ini menerangkan tentang bagaimana otak manusia ini sungguh sangat unik dan kreatif. Apa yang Tuhan ciptakan, tentu perlu kita pergunakan sebaik-baiknya, dan semaksimal mungkin. Otak, kalau tidak pernah diasah, dia akan tumpul perlahan. Jadi kalau boleh saya simpulkan, menulis adalah kegiatan untuk mengasah otak juga.
Agak kecewa juga sih ketika membaca kiat menulis kreatif nomor satu ini. Action! Yah, semua pekerjaan juga begitu kan? Perlu action. Mungkin kita sudah bosan dengan nasihat seperti ini. Iya atau tidak? Hehe.. Akui saja kita bosan dinasihati oleh penulis ketika meminta sebuah kiat dari mereka.
Namun, setelah membaca buku ini teman-teman akan sadari bahwa benar sekali, action adalah hal nomor satu yang harus kita lakukan sebelum memikirkan apakah tulisan kita bagus atau tidak. Apakah saya bisa menulis atau tidak? Jangan dipikirkan, action saja!
Menurut William Blake, penyair Inggris, hasrat semata tanpa tindakan akan membiakkan penyakit. Menurut A.S. Laksana dalam bukunya Creative Writing,
Prinsip menulis tak pernah berbeda dari hal-hal lain dalam hidup kita. Ia harus tetap berjalan dalam kondisi apapun. Seorang tukang kayu harus tetap menjadi tukang kayu yang baik kendatipun pikirannya sedang kalut. Ia harus tetap menyelesaikan pekerjaannya. Seorang polisi lalu lintas harus tetap berdiri di perempatan jalan mengatur lalu lalang kendaraan, entah hatinya sedang sedih, entah sedang bahagia, atau ketika sedang tidak punya ide. Begitu juga dengan pemain bulu tangkis, pelayan restoran atau tukang pos.
Selanjutnya bisa dibaca di sini yaaa