Terus terang, setahun belakangan, kita dihadapkan pada situasi sama peliknya, kehidupan kita berubah, mau tak mau kita pun belajar beradaptasi untuk bertahan di tengah kecamuk Pandemi. Mulanya, saya dan juga kita semua berpikir virus coronces hanya mampir sebentar, paling dalam hitungan bulan pasti berlalu. Namun, tragisnya, virus ini berubah menakutkan, mengancam kehidupan kita setiap saat. Sampai Ramadan yang seharusnya semarak dan jadi ajang silaturahmi dengan keluarga dan teman-teman lama harus kita lalui dalam suasana duka.
Sedih rasanya ketika kita tak lagi leluasa melaksanakan sholat tarawih di masjid, saling sapa dengan jamaah lain yang mungkin di hari lain tak sempat bersua atau sekadar bertegur sapa. Keakraban itu tercerabut. Masing-masing kita mencoba melindungi diri dengan tetap berdiam di rumah. Saking sapa lewat virtual. Tapi, tetap saja kurang.